ANALOGI.ID | BANDA ACEH— Pemerintah Aceh mengharapkan Unicef Perwakilan Indonesia dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak-anak Aceh agar lebih sehat, unggul dan sejahtera.
Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Iskandar, dalam pertemuan dengan Kepala Perwakilan Unicef Indonesia Maniza Zaman dan Duta Besar Belgia Frank Leon Felix, di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu, 11/10/2023.
Iskandar mengatakan, 35 persen dari total penduduk Aceh berusia anak. Menurutnya, para anak Aceh tersebut perlu diberikan perlindungan dan dipenuhi haknya agar menjadi generasi emas di masa mendatang.
“Proses regenerasi bangsa berjalan baik bila anak-anak menjadi bibit unggul dan sejahtera dengan terpenuhi hak haknya,” kata Iskandar.
Iskandar yakin, jika investasi besar pemenuhan hak anak dilakukan sejak saat ini, maka Indonesia akan menjadi negara maju dan unggul di tingkat global di masa mendatang.
“Upaya tersebut tak bisa berjalan maksimal tanpa dukungan semua pihak, kami ucapkan terima kasih pada Unicef dan negara donor yang menjadi mitra pemerintah Aceh untuk memberikan dukungan bagi anak Aceh,” kata Iskandar.
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Teuku Ahmad Dadek. Ia berharap Unicef dapat banyak membantu Aceh terutama dalam pemenuhan gizi anak, stunting dan berbagai persoalan lainnya.
Dadek mengatakan, saat ini Aceh memiliki banyak tantangan mulai dari kemiskinan, pengangguran, stunting, bencana alam, kekerasan terhadap anak dan berbagai masalah lainnya.
“Kami berharap Unicef bisa banyak membantu Aceh sehingga usia harapan hidup dapat meningkat dan stunting terus menurun,” kata Dadek.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Unicef Indonesia, Maniza Zaman, mengatakan kunjungan pihaknya ke Aceh sangatlah berharga. Aceh, kata dia, sangat diperhatikan oleh Unicef dan berharap kerjasama dengan Aceh dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama sehingga bisa meningkatkan hak dasar dan kesejahteraan anak.
“Tidak hanya di Aceh namun di seluruh wilayah di Indonesia,” kata Maniza.
Maniza mengatakan, Aceh merupakan provinsi pertama di Indonesia yang menerapkan peraturan terkait perlindungan anak yang mana sangat disanjung tinggi oleh Unicef dan berharap hal tersebut dapat menjadi komitmen jangka panjang dari pemerintah Aceh dalam meningkatkan kesejahteraan anak.
“Diperlukan kerja sama dengan berbagai stakeholder guna meningkatkan kesejahteraan anak Aceh,” pungkas Maniza.
Pertemuan tersebut turut dihadiri Consellor And Head Development Cooperstion Kedubes Canada Kevin Tokar, Development Kedubes Canada Susanne Wiebel, Deputy Head Of Mission Swedia Gustav Dahlin. []